top of page
Logo-512-01.png

Batik

Batik khas Trowulan pertama dikenalkan pada tahun 2012 saat diadakannya pelatihan batik kepada warga sekitar dan pendatang dari Mojokerto dengan mendatangkan pengrajin. Pelatihan ini bertujuan untuk melatih masyarakat agar dapat membuka wirausaha sendiri sehingga dapat mencukupi perekonomian. Pelatihan ini juga didukung oleh pemerintah dan terus berjalan hingga sekarang. Batik Trowulan memiliki motif khas yaitu motif Surya Majapahit yang menggambarkan 9 dewa atau Nawasanga. Selain itu, motif - motif batik juga diambil dari relief - relief candi seperti surya, medallion dan lain - lain. Pembuatan batik ini menggunakan bahan malam dan kain dan alat seperti canting dan kompor. Proses pewarnaan menggunakan bahan alami dan sintesis. 

Pada tahun 2012, sanggar di Desa Bejijong mengadakan pelatihan kepada warga sekitar dan pendatang dari Mojokerto, yaitu sekitar 20-30 orang. Setelah adanya pelatihan, pemerintah mojokerto memberi pelatihan lanjutan pelatihan. Batik yang dipasarkan di Desa Bejijong dapat dibeli melalui offline dan online. Dari hasil penjualan batik, para karyawan mndapatkan gajinya dari 20% keuntungan dan 30% hasil kerja

Produksi batik ini didasari nilai ekonomi dan filosofis. Nilai filosofis dapat dimaknai karena batik tidak hanya selembar kain, tetapi juga rangkaian cerita. Batik tulis biasanya membutuhkan waktu 1 bulan untuk membuat 1 lembar kain sepanjang kurang lebih 3 meter. Sedangkan untuk batik cap membutuhkan waktu 1 bulan untuk memproduksi 30 lembar kain. Masyarakat dapat menjual 3 batik tulis sebulan dan mengerjakan pesanan seragam untuk batik cap. Kain batik ini biasanya dibeli oleh para pejabat, seniman, serta sejarawan dengan harga batik tulis dimulai dari Rp850.000,00 dan batik cap mulai dari Rp350.000,00.

Melody Tjandra/27

S__4751366.jpg

Studi Sosial

Budaya

bottom of page